Parceiros

Estatisticas do Site

PUBLICIDADE

Blog Archive

Super Ofertas

Powered by Blogger.

Pedidos

Pesona Sang Hendra Setiawan

Jika ditanya pemain ganda putra terbaik Indonesia saat ini, saya kan menjawab Hendra Setiawan.
Hendra dan pasangannya waktu itu Markis Kido, muncul saat Indonesia masih memiliki ganda-ganda hebat seperti Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Flandy Limpele/Eng Hian, dan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto. Di usia yang masih terbilang muda, Hendra Setiawan/Markis Kido berhasil menjuara Indonesia Open dan Kejuaraan Asia tahun 2005. Prestasi yang benar-benar sangat membanggakan untuk sepasang ganda muda.

Tak cukup sampai di situ, di tahun 2007 Hendra Setiawan dan Markis Kido berhasil menjadi juara dunia di hadapan publik Bukit Jalil, Malaysia. Setahun berselang di Olimpiade Beijing, Hendra/Kido kembali menjadi pusat perhatian. Mereka berhasil menjaga tradisi emas untuk Indonesia setelah berhasil mengalahkan wakil tuan rumah, Fu Haifeng/Cai Yun melalui pertarungan tiga game 12-21, 21-12, 21-16.

Tahun 2010, Hendra/Kido lagi-lagi berhasil membuat harum nama Indonesia. Mereka berhasil menyumbangkan emas untuk Indonesia usai mampu menaklukan ganda kuat Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan perlawanan ketat 3 set, 16-21 26-24 21-19.

Tapi di balik kesuksesan menjuarai ASEAN Games 2010, mereka memiliki cerita yang lumayan mengejutkan. Di tahun 2009 mereka memutuskan keluar dari Pelatnas Cipayung, tempat mereka berlatih bertahun-tahun. Menurut kabar, Hendra mengikuti jalan Kido untuk keluar karena Kido adalah pasangan “abadinya”. Kido sendiri keluar karena menderita hipertensi dan pola latihan di pelatnas dianggap terasa berat baginya. Selain itu ada juga kabar mereka keluar karena ketidaksepakatan dengan sponsor.

Setelah keluar, keduanya berstatus sebagai pemain profesional. Tidak lagi dikekang aturan-aturan pelatnas, tapi  masih bersedia membela nama Indonesia di panggung internasional.

Gelar terasa sangat lengkap untuk Markis Kido/Hendra Setiawan. Emas SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade berhasil melekat di lehernya. Tahta juara dunia pun berada di genggamannya. Belum ditambah lagi dengan berbagai gelar dari turnamen-turnamen kelas elite. Tapi Hendra Setiawan sampai saat ini belum pernah meraih gelar All England. Di turnamen tertua tersebut mereka selalu menemui kebuntuan.

Di tahun 2012, mereka gagal lolos ke Olimpiade. Ranking mereka tidak cukup memenuhi syarat untuk menemani Mohammad Ahsan/Bona Septano berlaga di London. Mereka pun gagal mempertahankan medali emasnya.

Tapi, saat pagelaran Olimpiade tengah digelar, kabar mengejutkan menyeruak kembali. Hendra ditawari untuk kembali masuk ke Pelatnas. Setelah menimang-nimang, Hendra pun akhirnya menerima tawaran tersebut. Kisah pasangan abadi yang terjalin 13 tahun akhirnya putus. Hendra dan Kido resmi berpisah sebagai pasangan ganda.

Di pelatnas, Hendra berpasangan dengan Mohammad Ahsan. Sementara Kido berpasangan dengan adiknya, Pia Zebadiah di ganda campuran dan bersama Alvent Yulianto di ganda putra. Di awal karirnya, Hendra/Ahsan banyak menemui kegagalan. Terbukti, semenjak dipasangkan pada September 2012, belum ada gelar yang bdirengkuh.

Tapi, di awal tahun 2013 Hendra/Ahsan mulai menunjukkan tajinya. Mereka sukses menjuarai ajang Malaysia Super Series. DI final mereka mengalahkan ganda terkuat Korea, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae.Dengan gelar tersebut, mereka diunggulkan untuk menjuarai turnamen All England. Satu-satunya gelar elite yang belum pernah diraih Hendra Setiawan.

Di ajang All England, Hendra/Ahsan hampir pasti mencapai babak final. Tapi syaangnya, di poin[poin akhir mereka disusul dan akhirnya kalah dari ganda China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan. Lagi-lagi Hendra Setiawan harus memendam asa menjuarai All England.

Setelah gagal di All England, Hendra/Ahsan berhasil menjuarai turnamen Indonesia Open. Di hadapan publik sendiri, mereka tampil trangginas dan lagi-lagi mampu mengalahkan Ko Sung Hun/Lee Yong Dae di partai puncak. Publik Istora bersorak merayai kemenangan mereka. Publik seperti menggegam asa Indonesia akan kembali memiliki ganda hebat.

Tak cukup di situ, seminggu berselang Hendra/Ahsan kembali berhasil menjuarai turnamen Singapore Open. Seperti dua final sebelumnya, Hendra/Ahsan kembali menaklukan rival beratnya, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae.

Sekarang, Hendra/Ahsan menanggung harapan untuk menjadi juara dunia di China, Agustus nanti. Momen membanggakan di tahun 2007 minta untuk diulang kembali. Apalagi, sudah lama Indonesia tidak memiliki seorang juara dunia. Sekarang lah saatnya bagi mereka dan semua atlet Indonesia, untuk membuktikan bahwa perbulutangkisan Indonesia telah berjaya kembali.

Oleh: Ivan Jhansen (Kompasiana)

About Admin

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

No comments:

Leave a Reply


Top