Parceiros

Estatisticas do Site

PUBLICIDADE

Super Ofertas

Powered by Blogger.

Pedidos

    ,






    TAIPEI, KOMPAS.com - Pebulu tangkis Korea, Ko Sung-hyun, gagal melaju ke babak semifinal Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) 2013 yang berlangsung di Taipei, Taiwan. Di perempat final, Ko kalah dua kali, di nomor ganda putra dan campuran, Jumat (6/9/2013).

    Di ganda putra, Ko yang berpasangan dengan Lee Yong-dae, kandas setelah kalah dari ganda Indonesia, Bona Septano/Fran Kurniawan, dengan dua game langsung 18-21, 16-21.

    Ko kembali menelan kekalahan ketika bermain ganda campuran bersama Kim Ha-na. Ko/Kim kalah dalam pertandingan melawan rekan sendiri, Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won, 15-21, 16-21.

    Sementara itu, Lee menunjukkan pencapaian lebih baik. Kalah di nomor ganda, Lee yang baru berpasangan dengan Shin Seung-chan di ganda campuran, sukses melaju ke semifinal usai mengalahkan ganda Singapura, Zhao Jiang Terry Yeo/Shinta Mulia Sari.

    Sebelumnya, Lee/Shin, membuat kejutan ketika mengalahkan unggulan pertama dari Indonesia, Muhammad Rijal/Debby Susanto, di babak kedua, dengan rubber game 21-12, 15-21, 21-18.

    ,






    TAIPEI, KOMPAS.com - Kemenangan ganda putra Indonesia, Bona Septano/Fran Kurniawan, atas unggulan pertama asal Korea, Ko Sung-Hyun/Lee Yong-dae, pada babak perempat final Chinese Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) 2013, menarik banyak perhatian.

    Dengan waktu persiapan yang lumayan pendek, Bona/Fran yang belum genap sebulan dipasangkan, berhasil mengalahkan salah satu ganda terbaik di dunia tersebut. "Tadi kami bermain sangat lepas, sehingga bisa mengeluarkan seluruh kemampuan kami," kata Bona saat dihubungi Kompas.com dari Jakarta, Jumat (6/9/2013).

    Bona mengaku, mereka berdua telah mengetahui kelemahan ganda nomor satu dunia tersebut. Memanfaatkan kelemahan itu, Bona/Fran bisa terus konsisten mencetak angka di lapangan. "Kami sudah tahu kelemahan mereka. Kami lebih banyak menyerang Ko Sung-hyun. Dia banyak membuat kesalahan sendiri," lanjut Bona.

    Masih kalah dalam adu smes, Bona/Fran unggul saat beradu di depan net. "Tadi kami lebih berani main di depan (net). Mereka memang kurang bagus kalau diadu di depan net," tandas Bona.

    Ganda Indonesia ini tak ingin cepat puas. Walaupun telah mengalahkan lawan terkuat pada turnamen ini, target mereka adalah menjadi juara. Mereka akan menghadapi ganda tuan rumah, Sheng Mu Lee/Chia Hsin Tsai, pada babak semifinal, besok.

    ,


    TAIPEI, KOMPAS.com - Ganda putra Indonesia, Bona Septano/Fran Kurniawan, memberikan kejutan manis untuk Indonesia dengan mengalahkan unggulan pertama asal Korea, Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae, pada babak perempat final Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) 2013. Bona/Fran menang dua game langsung 21-18, 21-16, dalam 41 menit, Jumat (6/9/2013).

    Game pertama berlangsung ketat dan Bona/Fran sempat tertinggal 11-15. Namun, mereka berhasil meminimalisir kesalahan dan membuahkan delapan angka beruntun. Berbalik unggul, ganda Indonesia ini langsung menutup game dengan 21-18.

    Masih dengan smes-smes keras, Ko/Lee mencoba mempercepat tempo permainan di game kedua. Tetapi, pertahanan Bona/Fran sulit ditembus. Dengan pukulan net tipis, ganda Indonesia pun memenangkan game kedua dengan 21-16, sekaligus memastikan diri lolos ke semifinal.

    Hasil ini merupakan pencapaian yang sangat baik untuk Bona/Fran, yang baru dipasangkan usai BWF World Championships (Kejuaraan Dunia) 2013, Agustus lalu.

    Pada babak semifinal, Bona/Fran akan menghadapi pemenang laga antara ganda tuan rumah, Sheng Mu Lee/Chia Hsin Tsai, dan ganda Malaysia, Mohammad Zakry Abdul Latif/Mohammad Fairuzizuan Mohd Tazari, yang berlangsung siang ini.

    ,


    JAKARTA, KOMPAS.com - Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 akan berlangsung di Gelanggang Olahraga Sasana Amongraga, Yogyakarta, 24-29 September. Masalah yang langsung mencuat adalah ruangan bertanding yang tidak memiliki pendingin udara.

    Kondisi ini menjadi masalah, mengingat ruangan yang panas akibat pendingin yang dimatikan pada pertandingan final BWF World Championships di Tian-He Indoor Gymnasium, Guangzhou, China, awal Agustus lalu, jadi perdebatan, terkait kekalahan Lee Chong Wei (Malaysia) dari Lin Dan (China).

    Belum ada kepastian apakah pihak penyelenggara akan menyiapkan pendingin ruangan pada turnamen Indonesia GP Gold nanti. Tetapi, beberapa atlet pelatnas mengaku tidak masalah jika harus bertanding tanpa pendingin ruangan.

    "Tidak masalah sama sekali, karena kami juga biasa bertanding tanpa pendingin ruangan. Yang masalah justru jika ada yang merokok, karena asapnya benar-benar mengganggu," ungkap pemain ganda putri, Greysia Polii, saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Rabu (4/9/2013).

    Pemain ganda putra, Ricky Karanda Suwardi, juga sependapat. "Tidak masalah. Waktu bermain di GOR Asia Afrika (Candra Wijaya Cup) juga tanpa pendingin ruangan," kata Ricky yang berhasil menjadi juara pada Candra Wijaya Cup bersama Berry Angriawan.

    Kondisi ruangan yang panas saat bertanding, menurut Greysia, justru menjadi keuntungan sendiri bagi pemain Indonesia. "Sebenarnya menguntungkan, karena untuk pemain Indonesia kan sudah terbiasa dengan panas, beda dengan pemain luar," ungkap Greysia.

    Turnamen yang akan berlangsung 24-29 September ini akan diikuti oleh pemain dari 16 negara, yakni Australia, Brasil, Kanada, China, Inggris, Hongkong, India, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Swedia, Syria, dan Thailand.

    Menurut manajer turnamen Indonesia GPG, Mimi Irawan, meski levelnya di bawah Superseries, turnamen ini memiliki gengsi tinggi. Hadirnya pemain terbaik Indonesia dan dunia, merupakan jaminan bahwa kualitas persaingan di lapangan akan tetap terjaga.

    ,


    TAIPEI, KOMPAS.com — Pebulu tangkis Indonesia, Alamsyah Yunus, berhasil melangkah ke babak kedua Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) di Taipei, Taiwan, Rabu (4/9/2013). Turun sebagai unggulan keempat, Alamsyah sukses menumbangkan tunggal Thailand, Thammasin Sitthikom dengan rubber game, 21-15, 14-21, 21-18 dalam satu jam sembilan menit.

    Unggul tipis 11-10 di setengah game pertama, Alamsyah berusaha memperlebar jarak dan akhirnya menutup game dengan 21-15. Alamsyah justru tak berkembang di game kedua. Tertinggal 3-11, Alamsyah harus melepas game ini dengan 14-21.

    Game ketiga berlangsung cukup ketat. Alamsyah cepat unggul 11-8 sebelum Sitthikom berhasil menyamakan angka menjadi 17-17. Alamsyah berhasil keluar dari tekanan dan akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan 21-18.

    Hasil tersebut membawa Alamsyah ke babak kedua untuk menghadapi rekan senegara, Panji Akbar. Panji lolos tanpa bertanding karena lawannya, C Rohit Yadav dari India, mengundurkan diri. Pertemuan ini memastikan Indonesia memiliki satu wakil di babak ketiga Taiwan GPG.






    TAIPEI, KOMPAS.com - Ganda putra Indonesia, Bona Septano/Fran Kurniawan, berhasil melaju ke babak perempat final Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) 2013, usai mengalahkan rekan senegara yang juga yunior mereka, Muhammad Ulinnuha/Yohanes Rendy Sugiarto, pada babak kedua di Taipei, Taiwan, Kamis (5/9/2013).

    Pertarungan antara dua ganda yang baru berpasangan usai BWF World Championships (Kejuaraan Dunia) 2013 ini berjalan sangat ketat. Mereka saling kejar poin hingga skor imbang 15 sama pada game pertama. Bona/Fran akhirnya memimpin setelah menutup game ini dengan 22-20.

    Bona/Fran mendominasi game kedua. Setelah unggul 11-5, mereka semakin sulit dikejar. Kemenangan akhirnya jadi milik mereka setelah menutup game ini dengan 21-11.

    Hasil tersebut mengantar Bona/Fran ke babak perempat final untuk menghadapi unggulan pertama asal Korea, Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae. Koo/Lee melaju ke perempat final usai memenangi laga melawan rekan senegara, Jun Bong-chan/Kang Ji-wook, dengan dua game langsung, 21-13, 21-19.

    Bona/Fran jadi satu-satunya harapan Indonesia di nomor ganda putra, usai kekalahan wakil Indonesia lainnya, Hardianto/Agripinna Prima Rahmanto Putra dari ganda tuan rumah, Liang Jui Wei/Liao Kuan Hao, dengan skor 13-21, 18-21.






    Unggulan ketiga tunggal putri asal Indonesia, Linda Wenifanetri, langsung tersingkir di babak pertama Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG), di Taipei, Taiwan, Rabu (4/9/2013). Linda kalah dari pemain non-unggulan, wakil tuan rumah, Lin Ying Chun, dengan 21-17, 18-21, 17-21, dalam 49 menit.

    Game pertama menjadi ajang unjuk gigi bagi kedua pemain. Tak ingin saling mengalah, skor berjalan ketat hingga sembilan sama. Linda berusaha memperlebar jarak dengan pukulan net tipis dan berhasil merebut game pertama dengan 21-17.

    Linda mencoba mempertahankan performanya di game kedua. Namun, Lin berhasil keluar sebagai pemenang di game ini dengan 21-18, dan memaksa kedua pemain bermain rubber game.

    Mendapat kepercayaan diri lebih seusai kemenangan di game kedua, Lin bermain baik di game ketiga. Sempat memimpin 10-3, Lin akhirnya mengakhiri game ketiga dengan 21-17 yang memastikannya memenangi pertandingan dan lolos ke babak kedua.

    Kekalahan Linda membuat Indonesia tak lagi memiliki wakil di nomor tunggal putri. Sebelumnya, Adriyanti Firdasari dikalahkan unggulan kedelapan asal Thailand, Busanan Ongbumrungpan, dengan dua game langsung 16-21, 12-21.

    Sementara wakil Indonesia lainnya, Bellaetrix Manuputty, juga kalah dari unggulan kedua yang merupakan wakil tuan rumah, Tzu Ying Tai, 21-15, 17-21, 13-21.






    TAIPEI, KOMPAS.com — Perjalanan ganda campuran Indonesia, Muhammad Rijal/Debby Susanto di Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) 2013 terhenti di babak kedua. Mereka kalah dari ganda Korea yang baru dipasangkan, Lee Yong-dae/Shin Seung-chan, 12-21, 21-15, 18-21, di Taipei, Taiwan, Kamis (5/9/2013). Laga berlangsung selama 50 menit.

    Game pertama berlangsung satu arah. Rijal/Debby yang kalah start, tertinggal 6-12. Tak bisa mengejar, Rijal/Debby kalah 12-21.

    Ganda Indonesia yang turun sebagai unggulan satu ini, mulai bangkit di game kedua. Meski tertinggal 2-5 di awal, Rijal/Debby berhasil menyamakan kedudukan menjadi sembilan sama dan akhirnya meraih kemenangan 21-15.

    Game ketiga berlangsung ketat. Perbedaan skor kedua pasangan tak lebih dari dua poin hingga menjadi 12-11 untuk ganda Korea. Lee/Shin yang bermain cepat, meninggalkan Rijal/Debby dan menutup game terakhir dengan 21-18.

    Hasil ini mengantar Lee/Shin ke perempat final untuk menghadapi ganda Singapura, Zhao Jiang Terry Yeo/Shinta Mulia Sari.

    Dengan kekalahan Rijal/Debby, berarti Indonesia hanya menyisakan satu wakil ganda campuran di turnamen ini, yakni Alfian Eko Prasetya/Shendy Puspa Irawati.

    Ganda yang baru dipasangankan seusai BWF World Championships (Kejuaraan Dunia) 2013 tersebut, akan menghadapi unggulan ketiga dari Korea, Shin Baek-choel/Jang Ye-na, di perempat final. Bagi Alfian/Shendy, Taiwan GPG merupakan debut mereka sebagai pasangan yunior-senior.


    TAIPEI, KOMPAS.com — Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PBSI) Rexy Mainaky mengungkapkan kekecewaannya atas pengiriman pemain pelatnas ke beberapa turnamen besar, yang menurutnya kurang tepat.

    "Firda (Adriyanti Firdasari) tak seharusnya dikirim ke Taipei (Taiwan GPG), tidak perlu. Kasarnya, dia seharusnya latihan dulu, tunjukkan kepada kami kualitasnya, baru bisa dikirim," ujar Rexy saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Rabu (4/9/2013).

    Firda langsung tersingkir di babak pertama Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (Taiwan GPG) 2013 setelah dikalahkan tunggal putri Thailand, Busanan Ongbumrungpan, dengan dua game langsung 16-21, 12-21.

    Rexy mengaku, ada beberapa daftar pengiriman pemain yang terlewatkan olehnya. Kurangnya koordinasi adalah kemungkinan terbesar penyebab timbulnya masalah ini. "Seharusnya, pelatih memberikan informasi ke saya. Mungkin ada yang terlewat," lanjut Rexy.

    Miskomunikasi soal pengiriman pemain juga terjadi untuk China Masters Superseries. Linda Wenifanetri yang seharusnya berangkat justru tidak terdaftar. Hanya satu tunggal putri yang terdaftar ikut turnamen ini, yakni Bellaetrix Manuputty. Di Taiwan GPG, Linda dan Bella juga langsung kalah di babak pertama.

    "Saya pikir Linda harus mengikuti semua turnamen level Superseries. Kalau tidak, dia akan kena denda (sesuai aturan yang dikeluarkan Badminton World Federation)," terang Rexy.

    Ketika ditanya mengenai banyaknya turnamen yang harus diikuti Linda, Rexy mengatakan hal tersebut adalah risiko yang harus dijalani atlet unggulan. "Ya mau enggak mau, itu sudah risiko," tandas Rexy.






    JAKARTA, Kompas.com - Meskipun menjadi pasangan yang paling dijagokan di turnamen Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tak ingin lengah. Pasangan juara dunia 2013 ini juga mewaspadai rekan-rekan senegara yang diperkirakan menjadi lawan terberat di turnamen berhadiah 120 ribu dollar AS ini.

    "Lawan teman sendiri malah lebih susah, sudah sama-sama tahu permainan masing-masing. Ada Kido/Pia, Praveen/Vita, ada pemain-pemain yang lebih senior dari ci Butet (Liliyana Natsir). Jadi tidak mudah juga pertahankan gelar, kalau persiapan selama tiga minggu, saya rasa cukup" kata Tontowi yang dijumpai disela latihan di Pelatnas Cipayung, Rabu (4/9) seperti dikutip badmintonindonesia.

    Bertanding di depan publik sendiri dikatakan Tontowi menambah motivasinya untuk tampil lebih baik. Apalagi bulan lalu pasangan rangking dua dunia ini baru saja memetik gelar bergengsi di World Championships 2013 yang merupakan turnamen bergengsi kelas dunia, tentunya gelar ini makin memantapkan posisi Tontowi/Liliyana sebagai pasangan terbaik Indonesia saat ini.

    "Tentunya kami ingin mempertahankan gelar, apalagi bermain di negara sendiri dan dekat sama kampung saya, pasti banyak keluarga yang menonton dan menambah semangat" tutur Tontowi, pemain kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987 ini.

    Selain Tontowi/Liliyana, pasangan Muhammad Rijal/Debby Susanto dan Riky Widianto/Richi Puspita Dili juga akan turun memperkuat skuat ganda campuran Indonesia. Berikut 10 daftar unggulan pasangan ganda campuran Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 :

    1. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (INA)
    2. Muhammad Rijal/Debby Susanto (INA)
    3. Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet (INA)
    4. Riky Widianto/Richi Puspita Dili (INA)
    5. Danny Bawa Chrisnanta/Vanessa Neo (SIN)
    6. Praveen Jordan/Vita Marissa (INA)
    7. Tan Aik Quan/Lai Pei Jing (MAS)
    8. Irfan Fadhilah/Weni Anggraini (INA)
    9. Ong Jian Guo/Lim Yin Loo (MAS)
    10. Alfian Eko Prasetya/Shendy Puspa Irawati (INA)

    NEW YORK, KOMPAS.com - Novak Djokovic harus bermain ketat selama empat set untuk memastikan satu tempat di semifinal US Open (AS Terbuka). Menghadapi Mikhail Youzhny pada perempat final yang berlangsung di Arthur Ashe Stadium, New York, Djokovic menang 6-3, 6-2, 3-6, 6-0, Kamis (5/9/2013) malam waktu setempat atau Jumat pagi WIB.

    Djokovic membuka set pertama dengan unggul cepat 3-0. Youzhny berhasil mendekat tapi tak mampu menghentikan Djokovic yang akhirnya memenangi set ini dengan 6-3.

    Set kedua masih milik Djokovic dan sepertinya dia akan meraih kemenangan mudah dengan tiga set langsung. Tetapi, unggulan pertama ini dikejutkan dengan bangkitnya Youzhny di set ketiga.

    Petenis Rusia tersebut melaju cepat di set ketiga hingga unggul 4-1. Djokovic harus melepas set ini untuk keunggulan Youzhny, 6-3. Di set ini juga, Youzhny berhasil mematahkan servis juara US Open 2011 tersebut.

    Di set keempat, tak ada lagi celah bagi Youzhny untuk mengambil game. Djokovic bermain luar biasa dan sepenuhnya menguasai pertandingan. Kemenangan 6-0 di set ini, memastikan Djokovic menutup laga selama dua jam 34 menit tersebut.

    Djokovic melanjutkan rekornya, selalu lolos ke semifinal turnamen Grand Slam untuk kali ke-14, sejak Wimbledon 2010. Ini juga semifinal ketujuhnya secara beruntun di US Open. Dia sudah empat kali lolos ke final, dan sekali meraih gelar juara pada 2011.

    Di semifinal, petenis 26 tahun ini akan menghadapi Stanislas Wawrinka, yang membuat kejutan dengan mengalahkan juara bertahan, Andy Murray, dengan tiga set langsung, 6-4, 6-3, 6-2.

    Djokovic dan Wawrinka sudah 14 kali bertemu dengan rekor 12-2 untuk wakil Serbia. Pada pertemuan terakhir di babak keempat Australian Open, Djokovic harus bertanding lima set untuk mengalahkan Wawrinka.

    Djokovic bisa kehilangan posisinya sebagai petenis nomor satu dunia, jika kalah di semifinal, sementara Rafael Nadal keluar sebagai juara.


Top